LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN ES KRIM ( ICE CREAM )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Susu mengandung bermacam -
macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang juga diperlukan
bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya pertumbuhan bakteri dalam susu sangat
cepat, pada suhu yang sesuai. Jenis - jenis Micrococcus dan Corybacterium
sering terdapat dalam susu yang baru diambil. Pencemaran berikutnya timbul dari
sapi, alat-alat pemerahan yang kurang bersih dan tempat-tempat penyimpanan yang
kurang bersih, debu, udara, lalat dan penanganan oleh manusia (Buckle, et. al.,
1987).
Es krim merupakan produk
olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan dan mencampur bahan baku secara
bersama-sama . Bahan yang digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan
seperti gula dan madu atau tanpa bahan perasa dan warna , dan stabilizer, bahan
campuran es krim disebut ice cream mix
(ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan pengolahan yang benar maka dapat
dihasilkan es krim dengan kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Karena es krim merupakan
contoh pengaplikasian sistem emulsi, maka dilakukanlah praktikum ini untuk
lebih memahami cara pembuatannya serta mengetahui fungsi dari setiap bahan yang
dipakai dalam pembuatan es krim.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mempraktikkan cara membuat
eskrim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ice Cream
Ice
cream dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk susu
(dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis
(sweetener). Ice cream adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan
cara pembekuan tepung Ice cream atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati,
gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Campuran bahan
Ice cream diaduk ketika di dinginkan untuk mencegah pembentukan Kristal es yang
besar. Penurunan temperature campuran dilakukan dengan cara mencelupkan
campuran ke dalam campuran es dan garam (Arbuckle, 2000).
Awalnya
Ice cream terbuat dari es salju yang dicampur lemak susu, buah – buahan dan diberi
berbagai macam adonan sehingga lembut dan nikmat. Sejarah kemunculan Ice cream
dipercaya berawal dari zaman kepemimpinan Kaisar Nero dari Romawi di tahun 64
Masehi yang sudah menikmati "Ice cream" di zamannya, ia menyantap
salju halus bersama campuran buah – buahan dan madu. Ada juga yang mengatakan
Ice cream ditemukan oleh bangsa Cina sekitar 700 M. Hidangan dingin ini
dijadikan persembahan bagi Kaisar Tang dari Dinasti Shang. Kaisar Tang yang
seorang penggemar kuliner meminta para koki istana untuk membuat Ice cream dari
campuran salju. Kisah lain menceritakan, Ice cream dating ketika adanya
hubungan dagang antara Cina dan Italia. Marcopolo, sang penjelajah lautan
membawa resep Ice cream kenegaranya. Ice cream Italia dikombinasikan dengan
sirup dan campuran es. Ice cream ala Italiano inilah yang kemudian dinikmati
oleh kaum bangsawan Eropa dan menyebar keseluruh dunia.
Fungsi
penambahan lemak pada pembuatan Ice cream adalah memberikan rasa creamy serta
berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut mempengaruhi besar kecilnya
pembentukan kristal. Lemak sangat penting dalam memberikan body Ice cream yang
baik dan meningkatkan karakteristik kehalusan tekstur. Penggunaan lemak susu
juga harus dibatasi karena dapat menghalangi kemampuan whipping dari campuran
Ice cream. Lemak susu yang berlebihan dapat menghasilkan rasa gurih yang
berlebihan pada Ice cream sehingga dapat menurunkan konsumsi. Harga lemak susu
relative tinggi sehingga dapat meningkatkan biaya produksi apabila
penggunaannya berlebihan. Kelemahan lain pada penggunaan lemak susu berlebih
adalah nilai kalori campuran Ice cream yang meningkat (Harris, 2011).
Pemanis
yang dapat digunakan dalam pembuatan Ice cream adalah sukrosa, gula bit, sirup
jagung ataupun bahan pemanis lainnya yang diperbolehkan. Sukrosa atau gula
komersial merupakan bahan pemanis yang sering digunakan. Penggunaan sukrosa
telah banyak digantikan dengan gula jagung (corn syrup) karena dapat lebih
memperkokoh bentuk Ice cream dan meningkatkan shelf - life. Pemanis biasanya ditambahkan
pada campuran Ice cream sebanyak 12-16%-berat. Tujuan pemberian pemanis ialah
memberikan kekentalan dan cara termurah untuk mencapai total solid yang
diinginkan sehingga dapat memperbaiki body dan tekstur frozendessert serta
menurunkan titik beku.
Proses
pembekuan Ice cream pada industry dilakukan secara kontinu. Kapasitasnya
berkisar antara 100 hingga 3000 L per jam per freezer. Freezer yang digunakan
biasanya di dinginkan dengan refrigerant amoniak. Pada pembekuan kontinu ini,
Ice cream dibekukan hingga temperatur -5oC sampai -7oC. Beberapa kelebihan
pembekuan secara kontinu dibandingkan dengan parataian adalah volume
pendinginan per pendingin lebih besar, tekstur produk akhir yang dihasilkan
biasanya lebih lembut, penambahan udara ke dalam campuran dapat diatur sehingga
overrun dapat diatur sehingga dapat mencapai overrun yang diinginkan, peralatan
lain untuk proses dapat diletakkan setelah keluaran dari freezer, dan Ice cream
dapat lebih mudah dibentuk.
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan pada
hari Senin, 30 September 2019 pukul 08.30 WITA – selesai bertempat di
Laboratorium Pangan Politeknik Negeri Tanah Laut
3.2 Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat
yang digunakan antara lain mixer, blender, pisau, timbangan, alat pengaduk dan
baskom.
3.2.2 Bahan
Bahan
yang digunakan antara lain buah naga 100 gram, susu 200 ml, maizena 10 gram,
gula 150 gram, sp 3 gram, kuning telur
3.3 Prosedur kerja
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dicuci buah, kemudian dihaluskan menggunakan
blender
3.
Dicampur buah yang telah dihaluskan dengan
susu cair, garam, gula . kemudian dipanaskan dan diaduk – aduk
4.
Dimasukan tepung maizena yang telah
dikentalkan dengan air
5.
Setelah mendidih, adonan dimixer kembali
hingga tercampur rata
6.
Dimasukkan kedalam kulkas, ditunggu hingga
eskrim membeku
7.
Diambil eskrim yang sudah membeku kemudian
ditambahkan sp sebanyak 3 gram, lalu dimixer sampai mengembang
8.
Dimasukkan kedalam kulkas hingga eskrim
membeku
9.
Dilakukan uji organoleptik
10. Dicatat
hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
4.1.1 Tabel hasil uji organoleptik
Kelompok
|
Sampel
|
Rasa
|
Tekstur
|
aroma
|
Warna
|
1
|
Buah
mangga
|
Dominan
susu
|
lembut
|
Mangga
|
Kuning
|
2
|
Buah
pisang
|
Dominan
pisang
|
lembut
|
Pisang
|
Putih
pucat
|
3
|
Buah
nanas
|
Manis
pahit
|
lembut
|
Nanas
|
Kuning
pucat
|
4
|
Buah
naga
|
Manis
|
lembut
|
Buah
naga
|
Ungu
|
5
|
Buah
melon
|
Manis
susu
|
lembut
|
susu
|
Oren
pucat
|
4. 2 Pembahasan
Emulsi adalah suatu sistem
yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana satu
cairan terdispersi dalam bentuk globula (fase terdisersi) didalam cairan
lainnya (fase kontinyu). Agar fase terdispersi dan fase kontinyu dapat
bercampur sempurna dibutuhkan komponen ketiga (emulsifier). Emulsifier adalah
surfaktan yang memiliki dua gugus, satu gugus hidrofilik yang bersifat polar
dan satu gugus lipofilik yang bersifat non polar.
Pada percobaan teknologi
emulsi ini diterapkan dalam pembuatan es krim. Es krim adalah buih
setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada
berperanan untuk memberikan tesktur lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya
udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.
Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga
emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya
kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan
makromolekular berair yang telah diberi gula. Perubahan-perubahan polimorfis
lemak pada es krim selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula
awalnya, yang berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan
terjadinya penggumpalan didalam freezer. Fungsi bahan yang ditambahkan dalam
pembuatan es krim diantaranya adalah susu cair, gula, tepung maizena, kuning
telur, dan sp. Susu cair merupakan sumber lemak dan padatan bukan lemak pada
pembuatan es krim (Keeney,1973). Gula
digunakan sebagai bahan pemanis dan jumlah yang digunakan tergantung pada
penerimaan konsumen (Buckle et.al., 1985). Gula meningkatkan palatabilitas,
flavor, rasa manis, dan kelembutan es krim (Keeney, 1973). Tepung meizena
merupakan stabilizer Kuning telur berfungsi sebagai emulsifier. Kuning telur
berfungsi untuk meningkatkan kualitas
whipping dari campuran, memproduksi es krim yang lebih kering dengan tekstur
dan body yang lebih lembut, serta lebih mudah dikontrol dalam proses
pembuatannya (Nuraini, 2012). Dan fungsi Sp adalah sebagai bahan pengembang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa es krim merupakan suatu produk yang menerapkan sistem emulsi.
Penambahan bahan – bahan tertentu memiliki fungsi yang berbeda. Seperti susu
sebagai sumber lemak, gula sebagai pemberi rasa, tepung meizena sebagai stabilizer
dan Sp sebagai pengembang.
5.2 Saran
Saat melakukan praktikum
disarankan agar bahan yang digunakan sesuai takaran, serta harus sabar karena
diperlukan waktu yang tidak singkat untuk mengolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle,
W.S. dan R. R. Marshall. 1996. Ice Cream. Chapman and Hill Publisher, New York.
Buckle,
K.A., R. K. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan Penerjemah:
H.Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Harris,
Asriyadi. 2011. Pengaruh Subtitusi Ubi Jalar (Ipomea batatas) dengan Susu Skim
terhadap Pembuatan Es Krim. Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian, Universitas
Hassanudin.
http://chasa13.blogspot.com/2015/01/ice-cream.html
diakses 19 Oktober 2019
http://dithavietry.blogspot.com/2016/07/rekayasa-proses-pangan-pembuatan-es-krim.html diakses 19 Oktober 2019
Keeney,
P. G. 1973. Commercial Ice Cream and Other Frozen Dessert. Pennsylvania State
University, College of Agriculture Extension, University Park, PA.
Nuraini,
Latifah. 2012. Stabilizer dan Emulsifier. http://latifah-nuraini.blogspot.co.id.
Diakses: 19 Oktober 2019.
Comments
Post a Comment